Duaarti dalam istilah empu, pertama dapat berarti sebutan kehormatan misalnya Empu Sedah atau Empu Panuluh. Arti yang kedua adalah 'Ahli' dalam pembuatan 'Keris'. Dalam kesempatan ini, Empu yang kami bicarakan adalah seseorang yang ahli dalam pembuatan keris. Dengan tercatatatnya berbagai nama 'keris' pastilah ada yang membuat.
Sasak Tiang dateng dalem pesẽngan Bapa Tiang, laguq side pade ndẽq nerimaq Tiang. Laguq lamun dengan lain saq dateng dalem pesẽnganne mẽsaq, side pade mẽlẽ nerimaq ie. AYT: Aku datang atas nama Bapa-Ku, tetapi kamu tidak menerima Aku. Jika orang lain datang atas nama mereka sendiri, kamu akan menerimanya.
emikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab. abila pernyataan ini tidak benar/menyimpang dengan keadaan yang sebenarnya, kami bersedia erima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, termasuk pembatalan anak kami sebagai mahasiswa Universitas Palangka Raya angkatan 2022 T
KebudayaanHindu lahir dari perpaduan ( akulturasi budaya ) bangsa Arya ( Indo Jerman ) dan bangsa Dravida ( India asli ). 2. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu. - Celah kaiber dan mendesak suku asli India ( bangsa Dravida ) sampai di India th 4000 – 2000 SM. - Memasuki lembah Indus secara bergelombang kea rah tenggara memasuki lembah
KitabLubdaka berisi tentang kehidupan sosial masyarakat pada masa itu. Tinggi rendahnya derajad manusia tidak didasarkan pada tingginya pangkat dan hartanya, melainkan berdasarkan perilaku dan moralnya. Kitab Negarakertagama. Berasal dari kerajaan Majapahit. Kitab Negarakertagama merupakan karya Empu Prapanca pada masa pemerintahan Raja
Kalanganulama dari mazhab Syafi telah memerinci orang yang sudah wajib menunaikan haji, tetapi tidak sempat berhaji. Para ulama itu berkata. "Orang seperti itu harus dilihat dulu meninggal sebelum atau sesudah punya kemampuan untuk menunaikan haji. Jika sebelum punya kemampuan, gugurlah kewajiban menunaikan haji baginya dan ia tidak wajib
Foto iStock. Persegi atau bujur sangkar merupakan bangun datar yang keempat sisinya sama panjang. Ubin dan permukaan dadu adalah contoh benda berbentuk persegi. Sifat-sifat persegi antara lain sebagai berikut: Mempunyai 4 sisi yang sama panjang. Mempunyai 4 sudut yang sama besar. Mempunyai 4 sudut siku-siku.
Mengenalnama-nama Allah SWT dan kitab-kitabnya
1 Empu Mayang (725) Karya empu Mayang ialah Sang Carubuk, Kebo Lajer dan keris Singha. Dari nama keris yang diciptakan bisa jadi empu Mayang ialah empu Dewayasa II. 2. Empu Sarpadewa. Beliau hidup pada masa negeri Mamenang, karyanya berupa 3 bilah keris pusaka yang diberi nama Sang Cengkrong, Sang Damarmurup, Sang Carita.
Sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan dan Dewan Empu Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Prof.Dr. Sri Edi Swasono, memilih untuk mempertahankan nama Jl. Ki Hajar Dewantoro, meskipun ada desakan untuk mengganti nama jalan di utara kampus UNS dan ISI Solo tersebut. Hal ini dikemukakan Sri Edi Swasono, saat memberi sambutan dalam acara
Q2FL. Jakarta - Kitab Sutasoma merupakan karangan Empu Tantular pada abad 14 M. Kakawin Sutasoma adalah peninggalan berupa karya sastra dari kerajaan dalam bahasa Jawa kuno berarti syair. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa kuno dan menggunakan aksara Sutasoma telah ditulis kembali di atas daun lontar pada tahun 1851 dengan ukuran sebesar 40,5 X3,5 cm. Meski demikian, tidak diketahui siapa yang menuliskannya Kitab SutasomaDilansir dari buku Pesona & Sisi Kelam Majapahit karangan Sri Wintala Achmad, Kakawin Sutasoma bertuliskan tentang "Mangkang jinatwa kalawan Siwatattwa tunggal bhinneka tunggal ika tan hanadharmma mangrwa".Kitab ini digubah di bawah naungan Sri Ranamanggala. Gubahan dilakukan pada sekitar tahun 1365-1369 saat pemerintahan Hayam tersebut sangat penting karena memuat ide-ide religius, khususnya tentang agama Buddha Mahayana dan hubungannya dengan agama Sutasoma adalah sebuah karya sastra yang unik karena cerita tokoh keturunan Pandawa telah diganti menjadi kisah Buddhis. Di dalamnya terdapat kisah hidup Sutasoma yang berpola cerita hidup Buddha dan kisahnya diambil dari cerita Sutasoma juga cenderung memaparkan peringatan tentang timbulnya gejala-gejala pertentangan antara keraton barat Kusumawardhani/Wikramawardhana dengan keraton timur Bhre Wirabhumi. Pertentangan kedua keturunan Hayam Wuruk ini kemudian meletus menjadi perang secara bertahap yang dikenal sebagai Perang Sutasoma berisikan pula anjuran agar pertentangan kedua kubu ini diselesaikan secara damai berdasarkan prinsip Buddhis. Kakawin ini juga menggambarkan bahwa Hayam Wuruk adalah penjelmaan raja Buddhis yang karena Kakawin Sutasoma bersifat sangat mendidik, kitab tersebut tidak begitu digemari di Bali hingga saat juga asal mula semboyan Bhinneka Tunggal Ika dari Kitab Sutasoma, di halaman berikutnya. >>>
- Mpu Tantular adalah pujangga ternama Sastra Jawa. Mpu Tantular merupakan pengarang Kitab Sutasoma Mpu Tantular hidup di zaman Majapahit pada abad ke 14 pada pemintahan Raja Rajasanagara Hayam Wuruk.Nama Tantular terdiri dari dua kata, yaitu tan tidak dan tular terpengaruh. Dengan demikian, menurut namanya berarti seorang mpu cendekiawan, pemikir, pujangga yang berpendirian teguh dan tidak mudah terpengaruh siapun. Mpu Tantular adalah penganut agama Buddha. Namun, dia terbuka dengan agama lain terutama agama Hindu-Siwa. Hal ini terlihat dari dua kitab karangannya yang ternama, yaitu Kitab Arjunawiwaha dan terutama Kitab Sutasoma. Baca juga Kitab Sutasoma Pengarang, Isi, dan Bhinneka Tunggal IkaMpu Tantular dan Kitab Sutasoma Keberadan Kitab Sutasoma menjadi penting karena kitab ini berisikan pengetahuan tentang bagaimana hubungan antara Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme di zaman kerajaan Majapahit. Walaupun, Kitab Sutasoma identik dengan sastra Buddha, sang pujangga tidak ragu menampilkan suatu cara dimana Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme terus hidup berdampingan, mencari titik temu, dan menepaki kesejatian yang tunggal. Di sisi lain, Mpu Tantular menyadari bahwa Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme merupakan praktik ritus dan teologi yang berbeda satu dengan yang lain. Namun saat berbicara tujuan tertingginya, Mpu tantular menyadari bahwa teologi Budhisme-Mahayana dan Hindu-Siwaisme itu niscaya tiba pada realitas yang satu dan sama. Menurut pandangan Hendrik Kern 1833-1917, seorang orientalis dan ahli bahasa Sanskerta berkebangsaan Belanda kelahiran Purworejo, Hindia Belanda. Mpu Tantular adalah orang pertama yang menulis tentang terjadinya fenomena sinkretisme atau campuran antara Hindu-Shiwaisme dan Budhaisme-Mahayana. Baca juga Wisnuwardhana, Penguasa Singasari yang Menurunkan Raja-raja Majapahit
EMPU DAN KARYANYA Keris telah dibuat sejak jaman awal abad kedua dan senjata ini merupakan senjata khas suku Jawa. Keahlian dan teknologi pada jaman itu masih terbatas dan hal ini menjadikan bentuk keris masih sangat kuno, namun mempunyai harga jual yang tinggi. Dan keris jika dilihat dari sisi bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu 1. Keris luk, keris yang terdapat lekukan pada badan logamnya. Lekukan ini menentukan nama dari keris tersebut. Jika keris memiliki lekukan sebanyak tiga buah, maka ia disebut keris luk tiga, dsb. 2. Keris lajer, keris ini tidak memiliki lekukan. Batang bilahnya berbentuk panjang dan lurus. Persenjataan pada saat itu memang selalu dibuat oleh sang empu. Empu memegang peranan yang tidak hanya dalam lingkup senjata yang berupa keris, tetapi bisa mencakup tombak, cakra, kujang, pedang, patrem, cundrik, dll. Adapun nama-nama empu dan karyanya adalah sebagai berikut JAMAN JAWA KUNO TAHUN MASEHI 1. Empu Ramahadi Empu Ramadi± tahun 125 Karyanya ~ Sang Pasopati ~ Sang Cundrik Arum 2. Empu Sakahadi Empu Iskadi ± tahun 216 Karyanya ~ Sang Jalak Dinding Jalak Jinjing 3. Empu Sukamahadi Jawa Timur ± tahun 230 Karyanya ~Sang Kala Amisani 4. Empu Bromo Kedali Medangkamulan Karyanya ~ Sang Balebang ~ Sang Tilam Upih setelah jadi dilarung di Laut Kidul 5. Empu Sapta Gati ± tahun 265 Karyanya ~ Sang Jaka Serang ~ Sang Supana Sidik ~ Sang Jantra 6. Empu Puja Gati ± tahun 418 Karyanya ~ Sang Supanaluk ~ Sang Bango Dolok 7. Empu Sangga Jati ± tahun 420 Karyanya ~ Sang Karagan luk ~ Sang Setan Kobar lurus 8. Empu Dewayasa ± tahun 522 Karyanya ~ Sang Ron ~ Sang Yuyu Rumping ~Sang Dadap Ngerak 9. Empu Dewayasa II cucu Empu Dewayasa I ± tahun setelahnya Karyanya ~ Sang Carubuk ~ Sang Kebo Lajer ~ Sang Kabor 10. Empu Sarpa Dewa negeri Mamerang Karyanya ~ Sang Paniwer Sang Caruta ~ Sang Cengkarong ~ Sang Damar Murub 11. Empu Rama Yadi Mamerang ± tahun 827 Karyanya ~ Sang Pandawa ~ Sang Bima Kroda ~ Sang Kresna Tanding 12. Empu Gada Wisesa ± tahun 941 ~ Sang Megantara ~ Sang Raras Jiwa Sang Raras Duwa 13. Empu Dibya Karyanya ~ Sang Panji Anom ~ Sang Panji Sekar ~ Sang Sekar Gading ~ Sang Carang Soka 14. Empu Kandhang Dewa Kahuripan ± tahun 1045 Empu ini yang kemudian suatu hari menemukan sang Tilam Upih ~ Sang Sabuk Inten ~ Sang Jaka Welang ~ Sang Jalak 15. Empu Windu Sarpa Jenggal ± tahun 1000 Karyanya ~ Sang Barojol ~ Sang Bethok ~ Sang Lar Bango 16. Empu Wareng Pengging Witaradya ± tahun 1100 Karyanya ~ Sang Pandawa Lare ~ Sang Lung Gadung ~ Sang Supana 17. Empu Ganda Wijaya Pengging Witaradya ± tahun 1125 Karyanya ~ Sang Carubuk ~ Sang Buntala ~ Sang Mengeng ~ Nyi Puthut patrem ~ Nyi Carang Buntala patrem ~ Nyi Pulut Benda patrem JAMAN MADYA KUNO 1. Empu Kanaka Pajajaran Makukuran ± tahun 1130 Karyanya ~ Sang Kyai Bang Wetan ~ Sang Kyai Kalut 2. Empu Welang Pajajaran Makukuran ± tahun 1150 Karyanya ~ Sang Kyai Kukuhan bila ditayuh wujudnya Macan loreng 3. Empu Cinde Amoh Pajajaran 4. Empu Pajajaran 5. Empu Anjani Pajajaran Sigaluh ± tahun 1150 Karyanya ~ Sang Kyai Blabak ~ Sang Kyai Blabak Ijo 6. Empu Maja dan Omayi Pajajaran Sigaluh 7. Empu Marcukunda Sunda Nykrawati ± tahun 1180 8. Empu Kuwung Sunda Nykrawati 9. Empu Kalengan Sunda Nykrawati 10 Empu Bayu Aji Cirebon Karyanya ~ Sang Kyai Setan Kober dibuat dengan bantuan makhluk halus 11. Empu Damar Jati Karyanya ~ Sang Kyai Sabuk Lonthang ~ Sang Kyai Lamak Godhong JAMAN TANGGUH/SEPUH Pada jaman ini, keris masih banyak ditemui, meskipun keberadaannya sudah bisa dikatakan langka. Keris pada umunya memiliki bentuk yang hampir sama. 1. Empu Suta Pasana Jenggala ± tahun 1040 Karyanya ~ Sang Kyai Tapa Driya 2. Empu Demang Kediri ± tahun 1110 – Jaman Raja Kamesywara I Karyanya ~ Sang Kyai Gliyeng 3. Empu Dewa Raga Kediri ± tahun 1135 – Jaman Sri Jayabaya 4. Empu Domas Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Gajah 5. Empu Sura Driya Majapahit ± tahun 1309 – Jaman Sri Jayabaya 6. Empu Pujadewa Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Gagak Ngore ~ Sang Kyai Ganda Wica 7. Empu Pujasekti Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Keblabak 8. Empu Supa Driya Majapahit ± tahun 1350 Karyanya ~ Sang Kyai Ganja Wica 9. Empu Sapa Ngarani Majapahit- Jaman Hayam Wuruk ~ Sang Kyai Toh Jiwa ~ Sang Kyai Wungkul 10. Empu Sapahadi Majapahit Karyanya ~ Sang Kyai Blawong ~ Sang Kyai Buntu 11. Empu Puthu Galuh Tuban Karyanya ~ Sang Kyai Bango Mampang 12. Empu Demangan Karyanya ~ Sang Kyai Bandar 13. Empu Dewa Rasa Jati 14. Empu Kuwung Tuban Karyanya ~ Sang Kyai Tedak Sungging 15. Empu Salamita Tuban Karyanya ~ Sang Kyai Ula Sabet 16. Empu Bekal Jati dan Empu Siratiman Karyanya ~ Sang Kyai Rowangga 17. Empu Sri Loka Madura Karyanya ~ Sang Kyai Bodig 18. Empu Kaloka Madura Karyanya ~ Sang Kyai Kuwung-kuwung 19. Empu Kisa dan Empu Akasa Madura Karyanya ~ Sang Kyai Gagal Baryu 20. Empu Paniti Madura 21. Empu Malang Madura 22. Empu Kakap disebut juga sebagai Empu Dadali Blambangan 23. Empu Brama Kedali Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Harga Kedali 24. Empu Luwuk Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Lawung ~ Sang Kyai Gantar 25. Empu Lung Lungaw Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Maduraja 26. Empu Kebo Lungan Blambangan Karyanya ~ Sang Kyai Kocak 27. Empu Pitanggreni Karyanya ~ Sang Kyai Jalak Angon 28. Empu Jaka Sura Karyanya ~ Sang Kyai Ula Wadon ~ Sang Kyai Pucuk patrem JAMAN GATRA TUWA Keberadaan keris yang dibuat pada jaman ini masih banyak terdapat di masyarakat. Keris yang dibuat pada jaman ini sangat banyak karena keahlian pembuatan keris dan senjata tajam sudah banyak dikuasai oleh para empu. 1. Empu Humyang pajang Karyanya ~ Sang Kyai Ombak Banyu 2. Empu Loo Bang Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Bango Noleh 3. Empo Loo Ning putra Mpu Loo Bang – Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Sanggo 4. Empu Canthoka Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Kluwak Mas 5. Empu Japan Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Blarak Sempal 6. Empu Tepas Pajang Karyanya ~ Sang Udan Angin 7. Empu Tunggul Maya Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Jabar 8. Empu Manis Jiwa Mataram Karyanya Hingga saat ini, karyanya belum diketahui. 9. Empu Kali Banjir Mataram Karyanya Hingga saat ini, karyanya belum diketahui. 10. Empu Loo Ning pelarian dari Pajang Karyanya ~ Sang Kyai Laksana 11. Empu Tepa Sana Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Pandengan ~ Sang Kyai Panurun ~ Sang Kyai Bardas 12. Empu Sendhang Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Babar Layar 13. Empu Anorraga Mataram 14. Empu Tambra Mataram 15. Empu Setra Banyu Mataram Karyanya ~ Sang Kyai Raga Ulah ~ Sang Kyai Semar Mesem 16. Empu Brama Kedali Blambangan Karyanya ~ Sang Kandang Dewa / Kandang Bejo 17. Empu Supa Kerajaan Demak & Mataram Sejak jaman kerajaan Demak, Pajang, Mataram, hingga jaman sekarang, empu Supa sangat terkenal dan tersohor. Ketika jaman Kerajaan Demak, karyanya adalah ~ Sang Kyai Nogo Sosro ~ Sang Kyai Nogo Rojo Pada waktu mengabdi pada kerajaan Mataram, empu Supa diberikan kepercayaan serta diberikan kedudukan sebagai lurah empu dan dianugerahi nama Empu Warih Anom sedangkan karyanya yang tersohor adalah ~ Sang Kyai Nogo Seluman ~ Sang Kyai Nogo Kikik ~ Sang Nogo Welang 18. Empu Luyung I Kartasura Karyanya ~ Sang Kyai Wadhas Polah ~ Sang Kyai Jamur Dipa 19. Empu Luyung II Kartasura Karyanya ~ Sang Kyai Bawuk 20. Empu Kasub Karyanya ~ Sang Kyai Padhang ~ Sang Kyai Baja Kesha JAMAN SURAKARTA Setelah jaman Surakarta hingga saat ini, maka hasil karya dari setiap empu kurang terkenal karena kebanyakan dari tiap empu hanya meniru hasil karya empu terdahulunya. 1. Empu Braja Karja 2. Empu Braja Guna 3. Empu Tirta Dangsa 4. Empu Suta Wangsa 5. Empu Japan I 6. Empu Japan II 7. Empu Japan III 8. Empu Singa Wijaya 9. Empu Japa Mantra Jaya Sukatga Mantra Wijaya Wira Sukatga Karya Sukatga I Karya Sukatga II Karya Sukatga III Praja Dahana Keris yang dibuat oleh empu sesudah jaman Mataram Kertasura, biasanya disebut sebagai keris Nom-noman muda, ciri umumnya ~ Lebih tebal ~ Lebih berat ~ Pamornya nampak suram kurang terang cahanya ~ Umumnya bukan luluhan ~ Logam nampak kurang matang ~ Sor-sorannya cenderung lebar ~ Yang berbentuk ukir-ukiran bergambar bekas-bekas pahatannya kelihatan jelas dan baru. Masih banyak lagi hasil karya sang empu sesudah jaman ini tetapi hasil karyanya biasanya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Jawa. Sumber Mengenal Keris